1.10.2011

Sikapi Ancaman FIFA, Kemenpora Desak Pertemuan Dengan PSSI

Kemungkinan jatuhnya sanksi dari FIFA atas bergulirnya Liga Primer Indonesia (LPI) membuat pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga mendesak adanya pertemuan dengan pihak pengurus PSSI. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemepora Djoko Pekik Irianto menyatakan bahwa pertemuan itu sangat penting.

"Kuncinya adalah diskusi dengan para pengurus PSSI, karena kita juga tidak mau PSSI justru melemahkan posisinya di persepakbolaan dunia," katanya saat dihubungi, Jumat (7/1). Djoko menyatakan bahwa pihaknya akhirnya harus membuat keputusan dengan cepat terkait rencana bergulirnya LPI. "Kami menemukan dasar hukum yang kuat," lanjutnya. Djoko merujuk pada adanya Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang bisa memiliki otoritas untuk memberikan izin penyelenggaraan LPI. "Karena kita bisa melihat bahwa LPI masuk dalam kategori olahraga profesional," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menyatakan ada perbedaan dasar hukum untuk olahraga amatir dengan olahraga profesional. BOPI merupakan lembaga bentukan pemerintah yang mengatur olahraga profesional. "Saya menugaskan kepada BOPI untuk menangani persoalan ini dengan baik," kata Andi. Yang jelas, Djoko menyatakan saat ini pihaknya sangat ingin mendapatkan masukan-masukan dari PSSI terkait dengan adanya masalah ini. Selain itu, pihaknya juga telah mengajak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk ikut serta dalam diskusi dengan PSSI. "Karena KONI sebagai pembina para induk cabang olahraga merupakan atasannya PSSI," katanya.

Sebelumnya, ketua umum KONI/KOI Rita Subowo menyatakan bahwa memang pihaknya sudah berupaya untuk bertemu dengan para pengurus PSSI. "Kami menunggu mereka (PSSI) kembali dari luar negeri," katanya. Rita menyatakan bahwa pihaknya sangat mengharapkan ada jalan keluar terbaik yang bisa dipilih dari adanya masalah ini. "Kita juga mengharapkan agar sepak bola Indonesia juga bisa menjadi juara di SEA Games," katanya.

Kantor berita Reuters memberitakan bahwa Federasi Sepak bola Dunia (FIFA) bakal menjatuhkan sanksi jika LPI tetap berjalan. LPI dianggap sebagai kompetisi yang tidak diakui oleh PSSI ataupun FIFA. "Kami menyadari situasi itu dan ke depan mungkin akan ditangani oleh komite darurat FIFA dan sanksi akan diambil," kata Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA Thierry Regenass. EZTHER LASTANIA TEMPO Interaktif, Jakarta

Timo: FIFA Harusnya Memberi Sangsi Hukum PSSI

Polemik antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Liga Primer Indonesia berbuntut panjang. FIFA dikabarkan berencana menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Namun pelatih Persema Malang Timo Scheunemann berpendapat seharusnya PSSI yang dihukum FIFA karena tidak bisa menyelenggarakan kompetisi yang sehat dan ideal.

"FIFA tidak bisa menjatuhkan sanksi untuk LPI, karena LPI tidak berafiliasi ke FIFA. Secara logika, tidak ada hubungannya," tegasnya, Sabtu (8/1) sore. Dia menyatakan kekecewaannya karena LPI yang bertujuan mengembalikan prestasi sepak bola Indonesia justru dihalang-halangi dan tidak didukung oleh PSSI.

Sementara juru bicara LPI Abi Hasantoso menegaskan tidak menerima pernyataan seputar ancaman sanksi FIFA jika tidak diucapkan oleh Presiden atau Sekjen FIFA sendiri. "Kalau bukan Presiden atau Sekjen FIFA yang memberi pernyataan, kami tidak akan ambil pusing," katanya dalam kesempatan yang sama. Pihaknya juga siap berdialog dengan FIFA seputar penyelenggaraan LPI. Bahkan LPI sudah mengirimkan buku putih reformasi sepak bola Indonesia dalam Bahasa Inggris untuk dipelajari FIFA. "Jika kami dipanggil FIFA, kami akan siap untuk berdialog," tandasnya. UKKY PRIMARTANTYO TEMPO Interaktif, Surakarta

Persema Malang Pesta Gol di Laga Pembuka LPI

Pertandingan perdana Persema Malang di Liga Prime Indonesia berakhir sempurna. Persema Malang unggul 5-1 atas Solo FC di laga perdana Liga Primer Indonesia, Sabtu sore. Sebelumnya di babak pertama Persema unggul 3-0 melalui gol yang diciptakan Irfan Bachdim dan Jaya Teguh Angga. Di babak kedua, Persema menambah dua gol lagi lewat Robbie Gaspar pada menit ke 48 dan M. Khamri menit ke 77. Adapun Solo FC membalas lewat Yunet Haryanto.

Dalam pertandingan itu, Persema tampil dominan. Duet Gaspar dan Bimasakti menghasilkan serangan-serangan yang membuat Solo FC kewalahan. Berulang kali barisan pertahanan Solo FC harus bekerja keras menghalau bola. Solo FC sendiri tampil dengan serangan-serangan yang monoton. Bahkan, meksipun telah ketinggalan 3-0 di babak pertama, mereka tak juga mengubah pola serangan. Hal itu membuat Irfan dan Gaspar leluasa membangun serangan.

Statistik menunjukkan Persema yang diasuh Timo Scheunemann membuat 12 tembakan di babak pertama, di mana empat di antaranya mengarah tepat ke sasaran. Irfan Bachdim mencetak dua gol di antaranya. Meski tampil perkasa, Persema juga punya titik lemah. Itu terlihat dari gol hiburan Solo FC yang dicetak oleh Yunet Hardianto lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti. Tendangan itu tak bisa ditepis dengan sempurna oleh kiper Persema Sukasto. Bola pun meluncur masuk ke dalam gawang.

Lebih 25 ribu penonton menyesaki Stadion Mahanan Solo. Mereka begitu antusias menyaksikan momen bersejarah sepak bola Indonesia di tengah guyuran deras hujan. Mereka juga menunjukkan rasa persahabatan Penonton yang sebagai besar pendukung tim tuan rumah antara lain meneriakkan nyanyian," Di sini Solo di sana Malang tetapi kita tetap saudara."

Selain itu para penonton juga menyanyikan lagu yang isinya mengecam Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Seorang penonton asal Kota Solo, Agus Haryanto, mengaku kecewa dengan kepemimpinan Nurdin selama ini. "Nurdin tak membawa kemajuan bagi sepak bola nasional makanya para penonton juga menyanyikan kecaman," ujarnya. Antusiasme penonton sama sekali tak surut meski diguyur hujan deras. Mereka terus meneriakkan ye-yel sepanjang pertandingan berlangsung. Semangat penonton ini membuat suasana Stadion Manahan menjadi terus bergemu BASUKI RAHMAT, TEMPO Interaktif, Solo:

10.30.2009

Stadion Gajayana Malang




Home Base persema malang ini merupakan salah satu ikon kota Malang. Stadion yang Baru saja direnovasi ini tidak saja layak untuk menggelar pertandingan sekelas Indonesia Super League, akan tetapi juga layak untuk menggelar pertandingan internasional.
Dari tribun Gajayana Ngalamania akan melihat Siapapun lawan Persema yang datang akan kecewa karena pada ISL tahun 2009/2010 ini Laskar Ken Arok akan membatai semua lawannya.

Jangan Ke Malang Kalau Kamu tidak Punya Nyali
Jangan Berharap Banyak Kalau Tidak Ingin Kecewa



10.28.2009

Untuk Pembinaan Pemain Muda Persema Rekrut Pemain Muda Asli Malang

Untuk menggenapi kuota pemainnya menjadi 25, Persema Malang berencana menambah dua pemain lagi. Tapi pemain yang diincar adalah pemain muda potensial asli binaan tim internal Laskar Ken Arok.
Saat ini Persema memang sudah mengkoleksi 23 pemain. Namun, pelatih Subangkit menilai, timnya masih membutuhkan tenaga tambahan. Subangkit merasa, setiap kali melakukan game, ada sedikit yang masih mengganjal, terutama bila ada pemain absen.
Untuk itu, dia berencana menambah kuota pemainnya hingga genap 25 pemain. Namun, bukan pemain pengalaman yang diinginkan mantan pembesut Persekabpas Pasuruan dan Persiku Kudus itu, pemain yang dimau haruslah pemuda asli Malang dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.
"Kami masih bicarakan dengan manajemen. Jika dikabulkan, pemain yang berasal dari internal tim binaan tersebut pasti segera kami panggil dan mengikuti latihan seperti pemain lainnya," kata Bangkit
Selain menginginkan pemain muda asli Malang, Bangkit juga berencana menambah kuota pemain asingnya. Hingga kini Persema sudah mengkoleksi 3 pemain asing non-Asia, yakni Brima Pepito Sanusie, Seme Patrick dan Jairon Feliciano dan satu pemain Asia, Robby Gaspar.

"Mudah-mudahan saja dikabulkan manajemen agar tidak ada kesulitan lagi ketika menggelar game," pungkas pelatih yang bermukim di Pandaan tersebut (Berita Jatim)


 
© free template by Blogspot tutorial